Aku mengenal sebuah tulisan yang baru beberapa menit ku baca.
Indah, aku jatuh cinta pada pandangan pertama tulisannya.
Lalu aku juga mengenal sebuah tulisan lagi.
Sekali lagi indah.
Mata ku beradu antara ingin melanjutkan membaca atau berhenti.
Kenapa berhenti ? karna aku takut menangis.
Kenapa aku takut menangis ? otak ku sudah menjadi wartawan untuk hati ku sendiri.
Kenapa ? lalu menjawab memunafikkan fakta dan lalu aku harus membuat mimik seperti tak terjadi apa-apa.
Lalu aku berhenti tak melihatnya lagi, ku baca secepat mungkin.
Aku menutupnya .
Aku penulis munafik yang tak bisa menerima kenyataan tak sama dengan tulisan ku.
Bodoh, jika suatu hari bertemu mungkin kita bisa sekedar mengobrol tentang tulisanmu.
Nanti dalam ruang yang berbeda.
Indah, aku jatuh cinta pada pandangan pertama tulisannya.
Lalu aku juga mengenal sebuah tulisan lagi.
Sekali lagi indah.
Mata ku beradu antara ingin melanjutkan membaca atau berhenti.
Kenapa berhenti ? karna aku takut menangis.
Kenapa aku takut menangis ? otak ku sudah menjadi wartawan untuk hati ku sendiri.
Kenapa ? lalu menjawab memunafikkan fakta dan lalu aku harus membuat mimik seperti tak terjadi apa-apa.
Lalu aku berhenti tak melihatnya lagi, ku baca secepat mungkin.
Aku menutupnya .
Aku penulis munafik yang tak bisa menerima kenyataan tak sama dengan tulisan ku.
Bodoh, jika suatu hari bertemu mungkin kita bisa sekedar mengobrol tentang tulisanmu.
Nanti dalam ruang yang berbeda.
No comments:
Post a Comment