Wanita itu tegar, setegar baja. Sekokoh matahari yang selalu terbit dari ufuk timur dan tenggelam di ufuk barat.
Wanita itu kuat, sekuat urat-uratnya yang mulai nampak di jemari-jemari tanganya.
Wanita itu tangguh, setangguh dia membasuh air matanya ketika dia menangis dan tak seorangpun tahu dia menangis.
Wanita itu mempunyai seribu topeng, selalu tersenyum, selalu tertawa, selalu menyejukkan, selalu cemerlang walau hatinya tergores sebilah belati.
Wanita itu mempunyai jari-jemari yang hangat, dia mendekap setiap jari mungilku dengan hangat.
Wanita itu rela, rela mengayun pedal sepeda hingga berkilo-kilo meter untukku.
Wanita itu tangguh !
Tak pernah dia menampakkan air matanya dihadapanku.
Wanita itu membisikkan mimpi-mimpi indah ketika aku beranjak dewasa.
Mengajarkan irama syair kehidupan ketika mataku mulai melihat luasnya dunia.
Wanita itu melindungiku ketika aku sakit, mendekapku ketika aku jatuh.
Tak pernah aku melihat wanita setegar dan sekokoh dia. Dia inspirasiku untuk menggapai mimpi-mimpiku.
Wanita yang bertutur kata jawa setiap harinya. Berhias jilbab menutup untaian rambutya yang mulai memutih.
Wanita yang dengan tabah mendidik kami. Aku dan adikku.
Wanita yang ada kalanya mengeluh ketika raganya kini mulai rapuh termakan usia.
Wanita yang melukiskan impiannya di buah hatinya.
Wanita yang kadang terciprat amarah buah hatinya tetapi dia tak pernah membenci.
Wanita yang senantiasa melantunkan lafal-lafal suci di keheningan malam, meneduhkan istananya ketika tak ada yang meneduhkan istana kecilnya.
Wanita yang selalu patuh kepada tuannya.
Wanita yang menemani buah hatinya ketika diujung jalan perantauan.
Wanita yang berkorban apapun untuk buah hatinya.
Wanita itu Ibu.
Kala matahari belum menampakkan sinarnya masih merangkak naik di ufuk timur. Dia sudah bangun, menyiapkan sesuap nasi untuk kami. Mengantarkan ke tempat kami diajarkan untuk menjadi orang yang berpendidikan. Dia tak kenal lelah, dia bekerja di waktu luangnya. Dia tak pintar tapi dia lebih dari pintar. Dia tak cantik tapi lebih dari cantik. Dia tak pernah kehilangan seribu satu cara untuk membuat kami terlihat pantas dimata orang. Terpandang dan dianggap. Dia jatuh bangun untuk kami dikenal orang. Dia sakit ketika kami sakit. Dia menangis ketika kami menangis. Dia wanita penuh cerita, goresan-goresan keriput di wajahnya menggambarkan liku-liku kehidupannya. Menggambarkan dia bangkit dari bawah hingga dia bisa membuat buah hatinya menikmati nikmatnya dunia.
My mom is my power, forever♥
http://www.zalora.co.id/ dan http://blog.zalora.co.id/
Wanita itu kuat, sekuat urat-uratnya yang mulai nampak di jemari-jemari tanganya.
Wanita itu tangguh, setangguh dia membasuh air matanya ketika dia menangis dan tak seorangpun tahu dia menangis.
Wanita itu mempunyai seribu topeng, selalu tersenyum, selalu tertawa, selalu menyejukkan, selalu cemerlang walau hatinya tergores sebilah belati.
Wanita itu mempunyai jari-jemari yang hangat, dia mendekap setiap jari mungilku dengan hangat.
Wanita itu rela, rela mengayun pedal sepeda hingga berkilo-kilo meter untukku.
Wanita itu tangguh !
Tak pernah dia menampakkan air matanya dihadapanku.
Wanita itu membisikkan mimpi-mimpi indah ketika aku beranjak dewasa.
Mengajarkan irama syair kehidupan ketika mataku mulai melihat luasnya dunia.
Wanita itu melindungiku ketika aku sakit, mendekapku ketika aku jatuh.
Tak pernah aku melihat wanita setegar dan sekokoh dia. Dia inspirasiku untuk menggapai mimpi-mimpiku.
Wanita yang bertutur kata jawa setiap harinya. Berhias jilbab menutup untaian rambutya yang mulai memutih.
Wanita yang dengan tabah mendidik kami. Aku dan adikku.
Wanita yang ada kalanya mengeluh ketika raganya kini mulai rapuh termakan usia.
Wanita yang melukiskan impiannya di buah hatinya.
Wanita yang kadang terciprat amarah buah hatinya tetapi dia tak pernah membenci.
Wanita yang senantiasa melantunkan lafal-lafal suci di keheningan malam, meneduhkan istananya ketika tak ada yang meneduhkan istana kecilnya.
Wanita yang selalu patuh kepada tuannya.
Wanita yang menemani buah hatinya ketika diujung jalan perantauan.
Wanita yang berkorban apapun untuk buah hatinya.
Wanita itu Ibu.
Kala matahari belum menampakkan sinarnya masih merangkak naik di ufuk timur. Dia sudah bangun, menyiapkan sesuap nasi untuk kami. Mengantarkan ke tempat kami diajarkan untuk menjadi orang yang berpendidikan. Dia tak kenal lelah, dia bekerja di waktu luangnya. Dia tak pintar tapi dia lebih dari pintar. Dia tak cantik tapi lebih dari cantik. Dia tak pernah kehilangan seribu satu cara untuk membuat kami terlihat pantas dimata orang. Terpandang dan dianggap. Dia jatuh bangun untuk kami dikenal orang. Dia sakit ketika kami sakit. Dia menangis ketika kami menangis. Dia wanita penuh cerita, goresan-goresan keriput di wajahnya menggambarkan liku-liku kehidupannya. Menggambarkan dia bangkit dari bawah hingga dia bisa membuat buah hatinya menikmati nikmatnya dunia.
My mom is my power, forever♥
http://www.zalora.co.id/ dan http://blog.zalora.co.id/