Langit mendung tak menyurutkan langkah kami menyusuri jalanan kota Batu. Semakin dingin udara terhirup menandakan semakin naik kita melaju. Bukit pengunungan mulai terlihat dengan hamparan pendagang bunga yang berjajar manis di trotoar jalan. Rumah berpagar putih berdiri kokoh tepat disamping kanan jalan. Karangan bunga mewarnai depan rumah tersebut. Tertulis Launching Omah Munir. Halaman rumah itu penuh sesak dengan nyawa, lantunan musik terdengar ketika kami datang. Tokoh-tokoh nasional terlihat duduk di tempat undangan seperti Faisal Basri, Butet Kartaredjasa, dan Wakil Ketua MPR, Lukman
Hakim. Suciwati, istri munir pun terlihat bersama anaknya. Lantunan lagu mafia hukum dari Navicula memecah sorak pengunjung setelah pasif mendengarkan testimoni.
Melangkahkan kaki memasuki museum, akan terlihat patung munir yang berdiri kokoh. "Munir Said Thalib, lahir 8 desember 1965, meninggal pada 7 september 2004 dalam perjalanan dari Jakarta menuju Belanda, diduga diracun saat berada di pesawat", kutipan kalimat yang tertulis dalam press release.
Patung Munir |
Omah Munir menjadi museum pertama HAM di Indonesia yang digagas oleh Suciwati dan dibuka pada 8 Desember 2013. bertepatan dengan hari lahir Munir. Selain, sebahai museum untuk mengenang perjuangan Munir, menyimpan buku-buku serta berbagai memoribilia milik Munir. Munir akan menjadi wadah para pejuang HAM untuk tetap melanjutkkan penegakkan keadilan terhadap pelanggaran HAM yang terjadi, terutama Indonesia - Kutipan press release.
Potret Munir |
Salah satu pakaian yang menjadi koleksi museum, almamater Universitas Brawijaya. Almamater ini adalah almamater munir ketika menjadi mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Brawijaya.
Almamater Munir |
Selain tentang Munir, ditengah ruangan pertama museum berdiri tegak patung Marsinah.
Seorang aktivis dan buruh pabrik PT. Catur Putra Surya
Porong, Sidoarjo, Jawa Timur yang diculik dan kemudian ditemukan terbunuh pada
8 Mei 1993.
Patung Marsinah |
Kisah tragis yang dialami Marsinah terpapar jelas dalam sebuah kisah singkat.
Kisah Buruh Marsinah |
Menurut Suciwati, pendirian Omah Munir adalah strategi lain gerakan melawan lupa yang terus digulirkan bersama sahabat-sahabat Munir. Perspektif tentang keadilan HAM dalam masyarakat adalah sesuatu yang harus diubah dan diperbaiki agar ketidakadilan yang dialami Munir, tidak akan terjadi lagi pada orang lain. Dengan mendukung berdirinya OMah Munir kita belajar menghargai kemanusiaan, pengingat bahwa negara ini pernah melanggar HAM.
Kronologis Kematian Munir |
Kronologi Sesuai Waktu |
Omah Munir, hanyalah satu kepingan batu dalam menjadikan pendidian HAM yang rumit menjadi lebih membumi. Omah Munir berbagai energi untuk melawan rasa takut, untuk bersuara memperjuangkan nasib sendiri dan orang lain, tak ingin melihat orang dibungkam karena protes. Munair dan kisah korban pelanggaran HAM adalah catatan penting perjalanan bangsa ini, untuk mereka Omah Munir didirikan.
Signature |
DIANNS on Omah Munir's Launching
DIANNS |
Terdapat juga dukungan dari Kontras, Pameran Foto Pembela HAM Indonesia.
Dari Kontras |
"Kita harus lebih takut kepada rasa takut itu sendiri, karena rasa takut menghilangkan akal sehat dan kecerdasan kita - Munir"
Kutipan Munir |
Hello :) |
Kita akan merindukan sosok seperti Munir. Mungkin, kamu, dia, atau kita yang akan meneruskannya?
Who's next? |