Sunday, June 16, 2013

Hampir Gila Belajar Manusia !


Ini Cerita Tentang Manusia. Catatan ini tak lebihnya dari catatan usang tak bermakna dan bahkan hampir gila belajar tentang manusia. Cerita ini bukan fiktif belaka.

Aku tak tahu ada beberapa tipe manusia di dunia ini ? Mungkin dua, tiga, seratus bahkan ribuan tipe manusia di dunia ini. Ini mungkin tulisan sampah yang tak layak dibaca. Tulisan ini bukan berlandaskan ilmiah bukan juga tulisan dengan kata-kata indah nan susah. Bukan. Ini tulisan tentang cerita setiap aku berinteraksi dengan berbagai tipe manusia. Darimana aku memulai tipe manusia ? pertanyaan yang tak masuk akal. Mungkin aku akan memulai dari lingkungan ku sendiri.

Tidak ada orang yang mengatakan dirinya sempurna tapi juga tidak orang yang mengatakan dirinya tidak sempurna. Dalam arti orang tersebut benar-benar bodoh atau tidak bisa. Aku yakin tak ada orang di dunia ini seperti itu. Serendah apapun hati orang pasti dia mempunyai prestie dalam dirinya. Contoh kecilnya ingin dikenal dan ingin dilihat.

Menurutku ini bukan sifat “sok eksis”. Ada beberapa tipe manusia yang menyukai orang jenis hyperaktif. Dia selalu bertanya ketika di diskusi umum dan ada yang tidak menyukainya tipe ini. Ada beberapa tipe orang yang menggagap orang itu ada di saat diskusi umum tapi diluar itu orang itu sering terlupakan. Dia sering berpendapat tapi tak pernah terkenang. Aku mengatakan orang yang tidak ingin terkenang itu adalah pembohongan besar terhadap nalurinya sebagai manusia.

Aku sering melihat tipe orang seperti ini, terkadang kasian melihatnya tapi lingkungan yang tak menerimanya secara keseluruhan. Dalam linkungan aku pernah seperti itu, secara psikologis mungkin sakit tapi kita tak bisa melihat sampai seberapa jauh sakit yang disebabkan dari lingkungan seperti itu. Teori sains tentang populasi yang merupakan kumpulan beberapa individu mungkin tepat dilukiskan dalam konteks manusia. Bahasa kasarnya jika individu kucing angora maka dia akan terbentuk kumpulan populasi kucing angora berbeda dengan individu kucing kampung berkumpul akan membentuk kumpulan kucing kampung. Mungkin ini sudah hukum alam, mau tak mau harus menerimanya. Selama aku belajar tentang manusia, tak ada yang namanya satu yang ada hanya kumpulan-kumpulan populasi yang bernaung di sebuah habitat.

Aku menduga teori tentang kesatuan itu tidak ada. Kita bersatu karena di habitat dan tujuan yang sama bukan secara murni. Kenyamanan menurutku bisa dibuat dengan menguasai lingkungan dan mengikuti arus dilingkungan tapi kembali lagi. Ketika kamu dilingkungan populasi akan terasa. 

Menjadi populasi menengah, kamu pernah berorganisasi ? aku andaikan kamu pernah. Menjadi populasi yang tak pernah memihak, dia tak pernah ikut secara penuh populasi mana yang dia pilih. Dia mencoba menjadi populasi yang netral, menjadi populasi yang bisa beinteraksi dengan populasi yang saling tidak sama. Tipe populasi seperti ini sering dicurigai bahkan tidak dipercaya. Kehadiran mereka dilihat tapi tak pernah dianggap. Populasi ini tidak mempunyai populasi yang mengikatnya erat. Populasi ini akan kebingungan mencari sendiri populasi mana yang akan dia masuki. Populasi ini bisa mati di akhir.

Ada interaksi manusia, dimana kita bisa melihat dari awal penglihatan dia. Dia menyukai kita atau tidak, kalau aku sering mengacuhkan hal ini. Aku tak pernah anggap serius orang lain yang tidak menyukaiku. Menurutku, membenci tak harus dibalas dengan membenci. Aku membebaskan siapapun orang membenciku karena aku tak punya kuasa untuk melarang setiap orang agar tidak membenciku. Tapi selalu heran dengan manusia yang mudah membenci seseorang ? entahlah mungkin  dia tipe manusia yang tidak menyukai kedamaian.

Pernah menjadi manusia yang takluk terhadap orang lain ? aku pernah. Untuk suatu hal yang sangat konyol aku sangat takut kepadanya tapi itu dulu ketika aku masih kecil. Karena dia sangat menakutkan.

Pernah menjadi manusia yang dibenci ? aku pernah. Dibenci karena sikapku yang (mungkin) arogan atau otoriter. Entahlah aku sampai sekarang tak mengerti kenapa bisa jadi seperti itu. Entahlah, aku menangis ketika itu. Sejak itu aku menjadi tipe yang pendiam. Saat itu aku tak ingin suka menjadi orang yang suka berbicara hanya beberapa pendapat yang aku lontarkan. Tapi yang aku bingung, sahabatku tak pernah mengatakan seperti itu. Aku heran. Mungkin itulah namanya sahabat ? kenapa mereka menjadi  sahabat ku dan mereka menjadikan ku sahabat.

Manusia yang tak bisa membenci ? siapa yang aku benci ? mungkin hanya mantan pacar dan itu tak lebih dari sekedar kesal. Aku mati rasa ketika harus membenci orang, aku lebih baik diam. Karena aku takut dibenci dan tak mau dibenci. Aku sangat takut dibenci. Aku takut semua orang membenciku. Tapi aku lebih takut ada tapi dianggap tak ada.

Pernah bertanya ? siapa orang kali akan menggingatmu selamanya ? Aku jawab pasti orang tuaku. Populasi yang ada disekitarmu mungkin tak akan menggingat namamu pertama kali walaupun kamu selalu menggingat nama mereka (Ini bukan tentang lawan jenis). Ini tentang dimana habitatmu.

Pernah bertanya ? siapa orang menyukaimu dan orang yang tidak menyukaimu. Aku selalu menggangap mungkin orang-orang tak suka dengan sikapmu dan aku selalu berhati-hati. Selalu mengalah walaupun terkadang ada beberapa yang tak bisa mengalah.Karena aku takut dibenci.

Pernah bertanya ? seberapa penting kamu untuk habitatmu. Aku pernah berpikir tanpa aku semua akan baik-baik saja. Ibaratnya ada aku atau tak ada semuanya sama. Dalam dasar pikiran jiwaku aku selalu berpikir seperti itu. Entahlah mungkin itu catatan tersendiri untukku.

Tulisan ini merupakan sisa-sisa sakit psikis di dalam. Mungkin terlihat berlebihan tapi aku sangat takut.
Aku takut tak diterima disuatu populasi dan takut diasingkan suatu populasi. Aku sangat iri kepada mereka yang selalu bisa diterima di populasi manapun. Aku mungkin diterima tapi tak ada ikatan rasa hanya terpaksa tak sejalan. Aku benci seperti itu. Aku juga bisa merasa, aku juga punya indra perasa. Aku hidup, aku bernafas. Aku sakit, sakit psikis yang membuatku takut untuk dibenci.

Panggil Aku Jokpin !


Sosok seorang seniman puisi yang baru aku tahu dari sebuah tulisan jurnalis sastrawi yang berjudul ”Jokpin”  Ayahnya mengharapkan jadi pastur, jalan puisi menjadikannya penyair Oleh Fahri Salam. Dia lahir di Sukabumi, pada 11 Mei 1962 saat ayahnya, Sumardi, pengajar sekolah dasar swasta di pedalaman Pelabuhan Ratu. Ibunya, Ngasilah, ibu rumah tangga biasa. Joko anak sulung dari empat laki dan satu perempuan. Selain dalam hal puisi Joko Pinurbo bekerja di Kompas Gramedia. Di antara sajak yang membuat Joko terkenal adalah celana 1. Ini satu sajak dari serial celana atau disebut ‘trilogi celana,’ muncul pada 1996, terdapat dalam buku kumpulan puisi Celana (terbit Juni 1999). Sajak ini melambungkan nama Joko Pinurbo dan ‘celana’ jadi ikon puisinya.

Ia ingin membeli celana baru
buat pergi ke pesta
supaya tampil lebih tampan
dan meyakinkan
Ia telah mencoba seratus model celana
di berbagai toko busana
namun tak menemukan satu pun
yang cocok untuknya
Bahkan di depan pramuniaga
yang merubung dan membujuk-bujuknya
ia malah mencopot celananya sendiri
dan mencampakkannya.
“Kalian tidak tahu ya
aku sedang mencari celana
yang paling pas dan pantas
buat nampang di kuburan.”
Lalu ia ngacir
tanpa celana
dan berkelana
mencari kubur ibunya
hanya untuk menanyakan
“Ibu, kau simpan di mana celana lucu
yang kupakai waktu bayi dulu?”

Sudahkan kamu mengenal Joko Pinurbo ? tak hanya Chairil Anwar saja penyair hebat. Mungkin, puluhan yang tak pernah terkenang.

Behind The Frequency


Saat ini, rezim media telah dikuasai oleh konglomerasi kaum kapitalis, sehingga pemberitaan yang ada hanya untuk kepentingan pemodal. Media yang dimiliki oleh para politisi dijadikan sebagai medium untuk melakukan politik praktis dan menciptakan distorsi informasi.
Luviana adalah seorang jurnalis Metro TV yang akhirnya di PHK karena berusaha mendobrak dinding kapitalisme manajemen Metro TV. Ia juga sangat keras mengkritisi kinerja ruang redaksi.
Hari Suwandi dan Harto Wiyono adalah korban lumpur Lapindo yang berjalan kaki Sidoarjo – Jakarta untuk menuntut keadilan dari keluarga Bakrie. Aksi jalan kaki yang memakan waktu 30 puluh hari tersebut mengundang banyak sorotan media, tak terkecuali TV One, media yang notabene milik keluarga Bakrie.
Film berdurasi 144 menit ini akan membuka mata kita tentang apa dan untuk siapa sebuah media?   

Begitu tulisan dari sebuah poster yang melekat di sebuah mading kampus. Entah apa maksudnya, setiap kaum awam yang membacanya pasti menerka-nerka. Apa maksud dari tulisan poster tersebut. Sekilas poster itu biasa dengan warna merah dan bertuliskan bedah film. Apakah dari komunitas film ? bukan ternyata persembahan dari sebuah Lembaga Pers Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi, DIANNS namanya. 

Poster Di Balik Frekuensi*
*nb : Dalam tulisan poster tersebut mengalami perbaikan redaksional

Bedah film Di Balik Frekuensi dilaksanakan pada tanggal 17 mei 2012 mulai pukul 18.00 sampai pukul 21. 30 WIB di Basement Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya. Dengan menghadirkan narasumber Eko Widianto, ketua AJI Malang dan Bambang Semedi, dosen FISIP UB. Acara ini cukup menarik minat mahasiswa FIA maupun dari luar FIA seperti LPM se-Malang Raya dan dari Universitas lain.

Bedah film Di Balik Frekuensi present by

LPM DIANNS :)

Opening by Pandu Wicaksono :)

Sekilas deksriptif siapa Pandu Wicaksono ? Pandu Wicaksono adalah Pimpinan Umum DIANNS periode 2013 - 2014. Merupakan mahasiswa administrasi publik kelas internasional angkatan 2010 yang berasal dari Bekasi. Selain di DIANNS dia juga aktif di MCW (Malang Corruption Watch).

Terima kasih untuk kawan-kawan LPM se-Malang Raya, lembaga di FIA dan kawan-kawan baru yang meluangkan waktunya untuk mengikuti bedah film ini.

Suasana Nonton Film :)

Hening nih :)

Suasana saat bedah film :)

Dan juga rekan-rekan DIANNS MEDIA yang sudah menyiapkan acara beda film ini. Sebuah acara tak akan terselenggarakan tanpa adanya ketua pelaksana singkatnya kapel. Dalam bedah film ini kapelnya adalah Fajar Azmy Kurniawan sebut saja Kak Fajar. Mahasiswa Administrasi Bisnis angkatan 2010. Good job ka :)

Kak Pandu, Kak Gita, Kak Fajar, dan Ican :)

Kak Dio, Ka Apink, dan Kak Aryo :)

All crew DIANNS :)

Happy Tonight Guys :)

Ini yang tua-tua hehehe :)

Evaluasi ala DIANNS :)

Tak lupa sebuah potret dua makhluk manusia, Sasha dan Kak Fachri di akhir hari itu.

Hahaha sok cool Kak Fachri :D