Saturday, August 17, 2013

Merdeka Diatas Merdeka

Sudahkah kita merdeka ?
Iya kita, kita yang sama-sama mempunyai kartu bertuliskan penduduk Indonesia
Tidak lain tidak bukan, iya kita
Sudahkah kita merdeka ?
Kata anak pelosok di hulu senja
Sudahkan kita merdeka ?
Kata manusia dibawah jembatan
Benarkah kita sudah merdeka ?
Kata lelaki tua diujung batas
Merdeka, merdeka dalam selembar kertas penuh perjuangan
Sudahkan merdeka ?
Semuanya berteriak merdeka ! merdeka !
Semuanya bersorak ria merdeka
Tanpa merasakan merdeka
Dimana merdeka ku, dimana merdeka mu ?
Sama kah ?

Aku tanya pada lelaki berpakaian jas rapi
Apa kamu sudah merdeka ?
Dia menjawab : "Jelas, gajiku sudah besar tentu aku merdeka"

Aku tanya pada seorang sekolah
Apa kamu sudah merdeka ?
Dia menjawab : "Iya dong, sekarang kita bisa merasakan kebebasan"

Aku tanya pada seorang kritikus
Apa kamu sudah merdeka ?
Dia menjawab : "Kita belum seutuhnya merdeka, masih banyak kemiskinan"

Aku tanya pada seorang politikus
Apa kamu sudah merdeka ?
Dia menjawab : "Kita merdeka, buktinya perkembangan politik Indonesia sangat baik. Baik pusat maupun daerah"

Aku tanya pada seorang demonstran
Apa kamu sudah merdeka ?
Dia menjawab : "Kita merdeka tapi belum sejahtera"

Aku tanya pada seorang mahasiswa
Apa kamu sudah merdeka ?
Dia menjawab : "Kita merdeka dan harus melanjutkan perjuangan kemerdekaan dalam tri dharma pendidikan"

Sudah berapakah aku tanya ?
Berbeda bukan
Lalu merdeka kah kamu ?
Aku bertanya


17 Agustus  2013, Soekarno Hatta Malang

2 Days 1 Night With Little Monster

Hai guys ! Happy Ied Mubarak 1434 H. Selamat hari raya Idul Fitri 1434 H. Tak lupa Minal Aidzin Wal Fa Idzin. Mohon maaf lahir dan batin :) Tadinya mau share kartun Happy Ied Mubarak tapi corel lagi rusak hiks. Lanjut, belum telat kan cerita soal lebaran ? Pastinya belum, agustus pun belum berakhir kan hehehe. Lebaran nggak lengkap kalau nggak ada yang namanya mudik walau untuk sekedar berkumpul bersama keluarga besar. Tradisi dikeluarga ku sih mudik kalau kamu apa ?
Walaupun tahun ini nggak merasakan yang namanya capek mudik antar provinsi tapi nggak mengurangi kok indahnya lebaran. Karena akhirnya berkumpul dengan keluarga besar di rumah nenek. Selain itu tahun ini aku berkesempatan mengunjungi rumah paman ku di Dampit, Kabupaten Malang. Yap, ceritanya lebaran balik ke Malang lagi.
Sebelum sampai di Dampit, kita beristirahat sejenak menyambut indahnya pagi di Waduk yang terletak di Karangkates, Kabupaten Malang. Banyak yang berubah dari tempat ini sekarang berbeda dari setahun yang lalu.

Waduk di Karangkates

Anna, Nora, dan Yanti

My sister, Nora

Setelah cukup beristirahat kami bergegas menuju Dampit. Dampit merupakan sebuah kecamatan di Malang Selatan. Merupakan jalur Malang - Lumajang. Daerah Dampit merupakan daerah pengununggan dengan kopi sebagai tanaman utama masyarakat disana. Akses ke Dampit tak terlalu sulit, jalannya sudah beraspal hanya pola jalannya saja yang harus diwaspadai jika kamu tidak terbiasa mengemudi di pengunungan. Bisa dibilang lumayan ekstrem sih. Safety ya !

Gampingan, Dampit, Kabupaten Malang

Ke dampit sama kedua orang tua sih biasa yang luar biasa itu kalau bawa selusin keponakan untuk hiking di gunung itu luar biasa. Apalagi notabene tempat mereka tinggal bukan dataran tinggi dan umur mereka dibawah 15 tahun bahkan 10 tahun.

Little Monster

Ini merupakan salah satu potret pembangunan perbaikan jembatan di pelosok guys. Oh iya kenapa kita jalan, sebenarnya mobil bisa masuk dengan akses jalan seadanya dan terjal. Tetapi melihat mobil yang digunakan juga bukna untuk track gunung dan  tracknya yang rawan jatuh ke jurang kami memutuskan untuk jalan kurang lebih 10 km. Kalau bukan warga asli yang biasa mengemudi disana disarankan jangan !

Pembangunan Jembatan

Sepajang perjalanan kita sering menjumpai buah Kakao yang biasa disebut buah coklat.

Kakao muda

Foto dibawah ini merupakan dokumentasi perjalanan ketika hendak nyekar ke makam mbah. Kalau dihitung melawati tiga gunung deh baru sampai di pemakaman. Ada pertanyaan terlintas ketika menuju ke pemakaman "Gimana bawa mayatnya kalau kemiringan tanjakanya bisa sampe 75 derajat ?". Mungkin tanjakan itu disebut tanjakan kematian -_-

Hiking

Karna tingginya sampai diatas pemakaman  bukit terlihat laut biru. Maaf, lupa nama pantainya apa.

Dari jauh terlihat hamparan laut biru

Dan nggak lupa juga buat mengabadikan kenangan ini dengan berfoto ria. Ria atau alay beda tipis sih.

Hello ;)

Sungai ini sama seperti sunga di daerah Baduy hanya arusnya lebih tenang. Bisa dilihat disini nih Baduy Yuk !

Bertapa aja dulu

Karena mengingat waktu dan cuaca, kita nggak menginap di Dampit. Menjelang sore kita menuju Turen. Kembali lagi tersadar ketika dalam perjalanan pulang karena medan yang semakin menanjak hampir aja nangis, memang nggak cocok jadi anak gunung. Sesampai di Turen, kita masih disuguhi sama pemandangan yang memukau tetapi lebih ke pemandangan lereng-lereng sawah hijau.

Main Ke Sawah Lah

Baru musim tanam belum panen

Satu hari satu malam kita di Kota Malang, setelah selesai sholat Id dan berkunjung ke rumah saudara di Turen. Lanjutlah kita menuju Krian, Sidoarjo memulangkan salah satu little monster. Dalam perjalanan menuju Krian, kita mampir nih ke salah satu bencana atau wisata yang terkenal ya lebih tepatnya ? Yap lumpur lapindo yang membuat nama Aburizal Bakrie sering terucap.

Hamparan Lumpur

Kalau kamu berkunjung kesana, mungkin awalnya penasaran lalu setelah melihatnya miris terlebih bau lumpur yang menyenggat.

Like Desert

Finish. How about your story ?