Sunday, April 20, 2014

Pagi Kemarin

Pagi kemarin
Aku melihat sesuatu
Yang cukup merobek
Hati manusia
Tapi tak cukup
Untuk merusak otak

Pagi kemarin juga,
Sebuah tangan bergelayut manja
Pada sebuah pundak wanita
Berkerudung merah muda

Pagi kemarin juga,
Seseorang diam terpaku
Bak batu maling kundang
Dikutuk ibunya

Pagi kemarin juga,
Keringat yang membasuh wajah
Tiba-tiba menjadi es
Tanpa ada dingin yang hinggap

Pagi kemarin juga,
Aku melihat sepasang manusia
Berjalan menerobos kerumunan
Merangkai kasih asmara

Pagi kemarin juga,
Aku melihatnya
Dengan pendamping disampingnya

Pagi kemarin juga,
Aku berlari dan terus berlari
Hingga tak akan lagi ada duka

Pagi kemarin juga
Jalanan menjadi saksi
Aku menerjang panas
Karena tapal sepatu yang terus bergesekan dengan aspal

Pagi kemarin juga,
Aku tahu
Aku belum memilikinya

Pagi kemarin juga,
Aku tahu
Waktu menamparku secara keras

Pagi kemarin juga,
Aku tahu
Aku dilupakan

Dan karena pagi kemarin juga,
Aku tahu kakiku bisa berlari melebihinya

(Catatan Ijen, Malang, 20 April 2014)