Pagi kemarin
Aku melihat sesuatu
Yang cukup merobek
Hati manusia
Tapi tak cukup
Untuk merusak otak
Pagi kemarin juga,
Sebuah tangan bergelayut manja
Pada sebuah pundak wanita
Berkerudung merah muda
Pagi kemarin juga,
Seseorang diam terpaku
Bak batu maling kundang
Dikutuk ibunya
Pagi kemarin juga,
Keringat yang membasuh wajah
Tiba-tiba menjadi es
Tanpa ada dingin yang hinggap
Pagi kemarin juga,
Aku melihat sepasang manusia
Berjalan menerobos kerumunan
Merangkai kasih asmara
Pagi kemarin juga,
Aku melihatnya
Dengan pendamping disampingnya
Pagi kemarin juga,
Aku berlari dan terus berlari
Hingga tak akan lagi ada duka
Pagi kemarin juga
Jalanan menjadi saksi
Aku menerjang panas
Karena tapal sepatu yang terus bergesekan dengan aspal
Pagi kemarin juga,
Aku tahu
Aku belum memilikinya
Pagi kemarin juga,
Aku tahu
Waktu menamparku secara keras
Pagi kemarin juga,
Aku tahu
Aku dilupakan
Dan karena pagi kemarin juga,
Aku tahu kakiku bisa berlari melebihinya
(Catatan Ijen, Malang, 20 April 2014)