Foto diambil 2013 silam, Dampit, Malang |
Kerangka #1
Kaki-kaki kecil menyusuri jalan setapak yang terbentang di perbukitan Dampit
Sebuah daerah yang terletak di Malang Selatan
Kaki-kaki kecil itu mengikuti langkah lelaki tua yang berjalan
di depannya
Berselempang sarung dan kupluk
Langkah kakinya kuat menampak tanah yang masih basah terkena
guyuran hujan
Tak lupa sebilah belati diselipkan dipinggangnya
Kenar dan Kirna dengan sigap, mendengarkan Bapak bercerita tentang
ladang-ladang
Yang dulunya pada jaman Pak Harto merupakan ladang tebu yang
membentang di sepanjang perbukitan
Namun kini, kopi, jagung, dan palawija bertengger dengan kokohnya
Hari itu merupakan hari minggu, Kenar dan Kirna tidak berjalan sejauh lima kilometer menuruni
bukit untuk pergi ke Sekolah Menengah Pertama Inpres
Mereka pergi berladang mengikuti Bapak untuk melihat kopi
yang hendak dipanen
Kenar dan Kirna merupakan harapan Bapak, seperti arti namanya
Dalam istilah Kawi (Jawa Kuno), Kenar merupakan sinar rembulan dan Kirna memiliki
arti menjadi cahaya bagi sekitarnya.
“Terbesit doa dari Bapak, seorang imam sebuah musholla yang tak kurang luasnya berukuran dari
3 x 4 dengan mic dan tape radio tua yang menjadi penghias. Mic mengelurkan suara
adzan yang terdengar sayup-sayup memecah kesunyian pedesaan dan para warga yang
bergelut dibalik sarung karena tergerus dingin”
No comments:
Post a Comment