Tuesday, December 12, 2017

Di penghujung pukul sebelas malam


Jika aku tetap sakit, mungkin aku salah pijak
memaksakan tempat
menutup semua resah
menutup semua gundah
menutup semua rasa
mengapa, mengapa, mengapa yang tertutup dengan meluluhkan rasa
dan meledak di kala aku tak menerima jawaban atas pertanyaan mengapa

Aku tahu tak mampu membelokkan roh yang kokoh berdiri didepanku
sejatinya, aku akan menutupi rasa-rasa inginku
namun sejatinya, aku tak bisa menutupi
dan sejatinya, aku pun tak kuasa merubahnya
walaupun sejatinya, aku tahu separuh jiwaku bersamanya


(Jakarta, 13 Desember 2017)

Tuesday, September 5, 2017

Memanjakan Lidah Di Tempo Gelato

Gelato atau yang sering disamakan dengan es krim menjadi salah satu kuliner yang marak diminati khalayak umum, dari mulai anak-anak, kawula muda, dewasa, begitupun dengan Saya dan teman-teman. Dalam rangka menjalani pelatihan di Kota Jogjakarta, Saya dan teman-teman melancongkan diri  untuk mengunjungi salah satu tempat wisata kuliner yang terkenal di Kota Jogjakarta, yaitu Tempo Gelato.

Terdapat dua lokasi Tempo Gelato Jogjakarta, yaitu di jalan Prawirotaman dan Kaliurang. Dalam kesempatan kali ini, kami mengunjungi Tempo Gelato yang terletak di Jalan Kaliurang. Sesampainya di Tempo Gelato, Kami dimanjakan dengan berbagai varian rasa Gelato, antara lain;
❤ Mint                          ❤ Coconut
❤ Vanilla Choco           ❤ Coconut Chocolate
❤ Tiramisu                    ❤ Chocolate
❤ Oreo                          ❤ Spicy Chocolate
❤ Green Tea                  ❤ White Chocolate
❤ Yoghurt                      ❤ Buah Naga
❤ Jahe                            ❤ Kemangi, dan lain-lain.

Aneka Rasa Gelato

Selain itu, suasana klasik dari desain bangunan dan interior restoran menjadi kenikmatan tersendiri yang kami peroleh.

Tempo Gelato

Interior Desain Tempo Gelato
Pict From : Bella Netania's

Mangkubumi's Squad

Sunday, July 23, 2017

Danau Biru Cigaru, Pesona Baru Kabupaten Tangerang


Berlibur menjadi salah satu hal yang saya senangi, entah berkunjung ke tempat perbelanjaan umum, taman rekreasi, maupun tempat wisata alam. Berlibur pun menjadi salah satu cara untuk melepas penat, terlebih lagi dengan semakin mudahnya mencari tahu informasi tempat wisata yang sedang digandrungi, seperti dengan menggunakan media sosial instagram, saya dapat mengetahui tempat wisata yang sedang naik daun untuk dikunjungi

Berbicara mengenai liburan, awal bulan juli lalu, saya berkunjung ke destinasi wisata alam yang sedang ramai dikunjungi di daerah tempat tinggal saya, Kabupaten Tangerang. Tentunya saya sebagai masyarakat Tangerang tidak ingin melewatkan momen tersebut. Destinasi wisata yang saya kunjungi adalah Danau Biru Cigaru yang terletak di Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang. Jarak tempuh dari rumah saya menuju Danau Biru Cigaru terbilang cukup dekat, sekitar 40 menit dengan menempuh perjalanan menggunakan sepeda motor. Lokasi Danau Biru Cigaru terletak di tengah-tengah perkampungan warga, yaitu Desa Cigaru, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang.

Rute Dari Rumah

Sesampainya disana, saya menjumpai banyak sekali kendaraan yang terparkir di pinggir jalan. Nampaknya antusias masyarakat untuk melihat secara langsung penampakan danau biru Cigaru belum juga surut sejak kemunculannya pada awal tahun 2016 lalu.

Potret Pengunjung Danau Biru Cigaru
Untuk biaya masuk wisata Danau Biru Cigaru, pengunjung cukup merogoh kocek sekitar dua belas ribu rupiah dengan rincian pengunjung membayar pada pos pertama sebesar lima ribu rupiah dan di pos kedua sebesar lima ribu rupiah juga dan biaya parkir sebesar dua ribu rupiah untuk motor. Untuk penarikan biaya masuk menuju danau sendiri dikelola oleh warga sekitar, jadi jangan heran jika di pos masuk  menjumpai anak kecil atau pemuda usia belasan tahun yang memberi tiket masuk.

Sunday, July 16, 2017

Pengalaman Pertama : Kerja Paruh Waktu

“Mengapa kamu bekerja paruh waktu sebagai pelayan restoran? Bukankah gajinya terlalu sedikit?” Pertanyaan yang terlontar dari beberapa kawan kepada saya setelah saya kembali ke Malang dan memberi kabar bahwa saya kerja paruh waktu.

Saya pikir, karena saya harus bertahan hidup di Malang hingga selesai wisuda. Saya membutuhkan pundi-pundi rupiah untuk membiayai tempat tinggal, perut, dan kebutuhan tersier saya akan liburan. Namun, lebih dari itu saya mempunyai tujuan besar mengapa saya harus bekerja paruh waktu dengan waktu yang tidak memungkinkan saya berdiam terlalu lama di Kota Malang.

Saya membutuhkan obat untuk saya mampu keluar dari zona nyaman. Saya membutuhkan interaksi dengan orang-orang luar diluar lingkungan sebelumnya. Dan lebih dari itu saya membutuhkan obat untuk memupuk keberanian  dan juga sebagai pemuas angan-angan saya yang ingin bekerja paruh waktu ketika saya masih duduk dibangku perkuliahan.

Tepat pada tanggal 1 maret 2017 lalu, saya bekerja sebagai food and beverage attendant di sebuah restoran Korea di Kota Malang, mungkin namanya sudah tak asing lagi di khalayak muda-mudi Kota Malang ditambah pula dengan lokasi restoran yang berada dikawasan strategis. Sebut saja restoran Korea, Aventree BBQ Resto & Homestay, sebuah restoran yang menyajikan main course masakan korea seperti jajangmyun, ramyun, kimchi, kimbab, cheese ramyun, bulgogi Rice, jampong, bibimbap, topokki,  dan odeng. Seperti Food and Beverage Attendant pada umumnya, pekerjaan saya berhubungan dengan tamu yang datang ke restoran, menyambut tamu, mengantarkan pesanan, memastikan meja dan kursi tamu siap untuk dipakai, dan juga mengoperasikan kasir. Hal yang menarik saya dapat ketika bekerja adalah training tentang kopi seperti berapa gram kopi yang dipakai dalam satu single espresso, double espresso, membuat foam, membuat latte art, bagaimana cara pembuatannya, mengoperasikan mesin espresso, dan bagaimana mengenali rasa kopi espresso khususnya kopi Illy. Bagi saya mungkin ini merupakan perngalam pertama saya mengenal mesin kopi dan hal-hal yang berhubungan dengan kopi.


Odeng
Toppoki

Bibimbap
Pict From : Aventree

Tuesday, February 7, 2017

Rockie Style With Jeans Jacket

Hello guys, welcome back to the article by me!

Sepenggal kalimat diatas merupakan kalimat pembuka dari aku  yang sudah sekian lama tidak menulis lagi, yaps terbilang cukup lama hingga sudah berganti tahun menjadi tahun 2017. Selamat tahun baru yang super duper terlambat dari aku ya!
Pada kesempatan kali ini aku akan mereview tentang salah satu outfit yang masih menjadi favorit, terbilang juga outfit yang satu ini nggak pernah hilang walaupun berganti jaman. Kalian pasti tidak asing dengan jeans atau denim atau yang biasa kita sebut dengan nama jins, mulai dari model celana, corak sepatu, hingga jaket menjadi pilihan outfit yang mudah untuk digunakan dan dicari tentunya.

Sedikit berbicara mengenai sejarah jeans atau denim, melansir dari KainJeans.com diketahui bahwa jeans atau denim sudah ada sejak tahun 1560-an, bermula di Genoa, Italia. Pada awalnya berupa celana denim yang dibuat untuk keperluan angkatan laut karena bahannya memungkinkan untuk digunakan dalam keadaan basah dan kering. Lalu, jeans juga masuk ke industri fashion Amerika yang awalnya merupakan bahan yang dikenalkan kepada penambang-penambang emas di San Fransisco, Amerika oleh Levi Strauss. Semakin berkembangnya minat terhadap bahan jeans, akhirnya bahan jeans tidak hanya diproduksi untuk para penambang loh yang pada puncaknya tahun 1970-an jaket jeans diproduksi besar-besaran di Perancis dan Amerika. Walaupun merupakan item fashion yang terbilang lama, namun jaket jeans tetap menampakkan eksistensinya sebagai item fashion yang digemari hingga sekarang. Hal tersebut terlihat dari cara menggunakan jaket jeans yang semakin beragam.

 

Pict From : My Instagram :)