Sosok seorang seniman
puisi yang baru aku tahu dari sebuah tulisan jurnalis sastrawi yang berjudul
”Jokpin” Ayahnya mengharapkan jadi
pastur, jalan puisi menjadikannya penyair Oleh Fahri Salam. Dia lahir di Sukabumi, pada 11 Mei 1962 saat ayahnya, Sumardi,
pengajar sekolah dasar swasta di pedalaman Pelabuhan Ratu. Ibunya, Ngasilah,
ibu rumah tangga biasa. Joko anak sulung dari empat laki dan satu perempuan. Selain
dalam hal puisi Joko Pinurbo bekerja di
Kompas Gramedia. Di
antara sajak yang membuat Joko terkenal adalah celana 1. Ini satu sajak
dari serial celana atau disebut ‘trilogi celana,’ muncul pada 1996,
terdapat dalam buku kumpulan puisi Celana (terbit Juni 1999). Sajak ini
melambungkan nama Joko Pinurbo dan ‘celana’ jadi ikon puisinya.
Ia ingin membeli celana baru
buat pergi ke pesta
supaya tampil lebih tampan
dan meyakinkan
buat pergi ke pesta
supaya tampil lebih tampan
dan meyakinkan
Ia telah mencoba seratus model
celana
di berbagai toko busana
namun tak menemukan satu pun
yang cocok untuknya
di berbagai toko busana
namun tak menemukan satu pun
yang cocok untuknya
Bahkan di depan pramuniaga
yang merubung dan membujuk-bujuknya
ia malah mencopot celananya sendiri
dan mencampakkannya.
yang merubung dan membujuk-bujuknya
ia malah mencopot celananya sendiri
dan mencampakkannya.
“Kalian tidak tahu ya
aku sedang mencari celana
yang paling pas dan pantas
buat nampang di kuburan.”
aku sedang mencari celana
yang paling pas dan pantas
buat nampang di kuburan.”
Lalu ia ngacir
tanpa celana
dan berkelana
mencari kubur ibunya
hanya untuk menanyakan
tanpa celana
dan berkelana
mencari kubur ibunya
hanya untuk menanyakan
“Ibu, kau simpan di mana celana
lucu
yang kupakai waktu bayi dulu?”
yang kupakai waktu bayi dulu?”
Sudahkan kamu mengenal Joko Pinurbo ? tak hanya Chairil Anwar saja penyair hebat. Mungkin, puluhan yang tak pernah terkenang.
No comments:
Post a Comment