Wednesday, May 1, 2013

Aku Anak Buruh

1 mei, mereka bilang hari buruh. Aku tak tahu bagaimana lahirnya mengapa 1 mei dibilang hari buruh. Aku hanya tahu sedikit kabar yang mengatakan kalau dulu pada 1 mei kaum buruh besar-besaran menggugat hak mereka. Hanya itu yang aku tahu. Aku tak akan seperti para ahli yang menjelaskan tentang bagaimana asal mula hari buruh. Bagaimana kronologisnya. Tidak, aku tidak akan membicarakan hal itu.
Aku hidup di lingkungan buruh. Walaupun aku tinggal di lingkungan perumahan yang lumayan ternama nama pemiliknya. Sebut saja pemiliknya itu merajai di bidang perumahan, rumah sakit bahkan yayasan sekolah swasta. Tapi lingkunganku semuanya buruh. Nasib mereka tergantung di puluhan bahkan ratusan perusahaan yang berdiri di sepanjang Tangerang. Tangerang, kota yang menurut ku memiliki potensi untuk menjadi kota industri yang sangat besar. Apalagi yang ditunggu ? banyak gudang-gudang perusahaan yang tadinya di ibukota dibangun di Tangerang. Banyak kaum urbanisasi yang menggadu nasib di Tangerang. Tak usah jauh-jauh melihat data statistik kependudukan, lihat saja lingkungan tempat tinggal ku. Semuanya buruh dari masing-masing kota yang jauh dari Ibukota. Dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat bahkan Sumatera. Mereka sama buruh. Mereka hidup dari tunjangan-tunjangan yang diberikan oleh perusahaan. Mereka hidup dari gaji yang kadang tak sepadan dengan pengeluaran mereka. Memang, awalnya pihak perusahaan memberikan kemudahan fasilitas seperti rumah subsidi, pelayanan kesehatan menggunakan kartu sehat perusahaan kesehatan. Tapi seiring perkembangan jaman semua itu seakan tak ada artinya. Semakin naiknya kebutuhan, kewajiban yang harus dipenuhi, dan mahalnya harga barang.
Miris, aku  mengalaminya. Aku anak buruh, bukan anak penjabat atau anak kaya yang tak pernah mengalami pahit manisnya kehidupan.
Aku tahu bagaimana seorang buruh sangat bergantung terhadap kartu sehat perusahaan.
Aku tahu bagaimana perasaan buruh, ketika uang lembur mereka tidak dihitung.
Aku tahu bagaimana perasaan buruh, ketika mereka sudah bekerja keras tapi untuk menambah tenaga makan dikantin aja mereka harus mengeluarkan uang yang cukup besar.
Aku tahu bagaimana perasaan buruh, ketika dirumahkan karena mereka aktivis serikat.
Aku tahu bagaimana perasaan buruh, ketika ternyata semuanya mereka miliki adalah barang kreditan.
Aku tahu bagaimana perasaan buruh, ketika perusahaan tak memberikan mereka pinjaman dan mereka terlilit dengan bank.
Aku tahu bagaimana perasaan buruh, ketika mereka mmutuskan ikut asuransi untuk menjamin masa depan anaknya.
Aku tahu bagaimana perasaan buruh, ketika mereka di PHK.
Aku tahu bagimana perasaan buruh, ketika usia mereka tak bisa bekerja lagi tapi mereka harus menyambung hidup.
Aku tahu bagimana perasaan buruh, ketika mereka tak mendapat gaji yang seimbang.
Aku tahu bagaimana perasaan buruh, ketika mereka bungkam di bawah atasan mereka.
Aku  tahu bagaimana perasaan buruh, ketika mereka hanya pekerja kontrak.
Aku tahu bagaimana perasaan buruh, ketika anak mereka sudah beranjak dewasa tapi sepanjang waktu yang berlalu mereka tak pernah naik pangkat.
Aku tahu bagaimana perasaan buruh, ketika perusahaan bangkrut. Menggangur berhari-hari bahkan berbulan-bulan.
Karna aku anak buruh, aku tinggal di lingkungan buruh. Jangan lagi melihat ke belakang lihatlah sekarang realitanya. Kenapa ? aku yakin sebagaian buruh tak mengenal asal mula kenapa 1 mei diperingati hari buruh. Hanya buruh-buruh yang memiliki pendidikan dan pengetahuan yang mungkin tahu. Mereka hanya menuntut hak-hak mereka direalisasikan bukan lagi diperdebatkan di meja hijau. Diperdebatkan di ruang-ruang mewah tapi tak mendapatkan kebijakan yang rasional.
Buruh juga harus pintar. Buruh bukan cuma perkeja dengan otot, buruh juga harus bekerja dengan otak.  Berikan buruh fasilitas yang rasional sesuai dengan kebutuhan buruh. Kalau buruh senang otomatis mereka kerja dengan benar. Kalau buruh berkerja dengan benar dampaknya juga positif bagi perusahaan. Agar buruh bekerja dengan benar, pemerintah berikan fasilitas pendidikan & pelatihan bagi calon buruh sesuai dengan minat dan kemampuan yang mereka miliki.

No comments:

Post a Comment