Monday, April 29, 2013

Nama yang tak bisa tersebut


Aku duduk manis
Di sebuah ruangan pengap, sempit, dan sesak
Ku amati setiap langkah yang berjalan
Ku dengarkan setiap derap langkah yang mendekat

                Aku menerka setiap wajah yang akan datang
                Aku pandang setiap wajah lama, tapi bukan dia
                Aku terka setiap wajah baru, tapi bukan dia
                Aku masih terus diam memandang
                Sesekali terucap dalam lirihku, datanglah

Dia datang
Rambutnya hitam panjang
Rambutnya kucir cepol setengah
Hingga urat nadi di lehernya terlihat

                Hari itu, tak ada kacamata yang menggantung di wajahnya
                Matanya hitam
                Kulitnya sawo matang

Sedetik, dia tersenyum kepadaku
Aku membalas senyumanya lekat-lekat
Lalu dia pergi tanpa kata yang terucap

                Satu hal yang aku ingat
                Aku suka senyumanya, manis

No comments:

Post a Comment