Puisi kedua ini dibuat pada tanggal 29 April 2013 di DIANNS.
Puisi pertama “Sang Pencari” oleh Syaukani Ihsan
Mencari, berburu, konsisten berbaut kontradiksi
Bongkar !!!
Ini kebodohan, bergerak awas rezim berkuasa
Siapa dia ?
Dia diburu garis kematian !
Puisi kedua “Replika Orba” oleh Deby Yuliana Wahyudi
Hajar, mereka menghajar setiap lutut yang berjajar
Hentak, menghentak setiap gertak yang menggertak
Puisi ketiga “Pemburu Materi” oleh Ganis Harianto
Mati, bukanlah sebuah obsesi
Diam memerlukan ilusi illahi
Bergerak sesuai seleksi
Puisi keempat “Merdeka Jiwa” oleh Putri Tanjung Sari
Ini saatnya reformasi !!!
Hancurkan keterpurukan
Genjatan senjata untuk merdeka
Puisi kelima “Tak Berbatas” oleh Karima Setyorini
Ini agamaku sebagai pencari
Lalu kau apa ?
Dan jadilah puisi ini mejadi satu kesatuan puisi yang berjudul "Tak Berbatas"
Mencari, berburu, konsisten berbaut kontradiksi
Bongkar !!!
Ini kebodohan, bergerak awas rezim berkuasa
Siapa dia ?
Dia diburu garis kematian !
Hajar, mereka menghajar setiap lutut yang berjajar
Hentak, menghentak setiap gertak yang menggertak
Mati, bukanlah sebuah obsesi
Diam memerlukan ilusi illahi
Bergerak sesuai seleksi
Ini saatnya reformasi !!!
Hancurkan keterpurukan
Genjatan senjata untuk merdeka
Ini agamaku sebagai pencari
Lalu kau apa ?
Saat merangkai puisi ini aku salah menafsirkan mengenai
maksud dari bait pertama yaitu tentang orba sehingga aku member judul “Replika
Orba”. Tetapi ketika kita membahas isi puisi tersebut ternyata mengenai
“Wartawan”. Lagi, aku mendapatkan pelajaran yang sangat berharga jangan terpacu
bahkan terjebak dalam suatu kalimat. Karena bukan hanya mengandung makna
tersurat tapi tersirat. Terima kasih kawan, pelajaranya. Kalian hebat !
Setelah aku baca dengan seksama puisi kedua ini. Puisi ini
adalah cerminan dari seorang wartawan. Kenapa ? bacalah dengan seksama dan
pahami maknanya kawan. Maka kau akan tahu !
Semiotik ! Yap, puisi gak sekedar kalimat biasa. susunan unsur-unsur yang saling berkaitan dan utuh, dan mengandung banyak makna. Permainan menyusun puisi di dianns waktu itu sudah pernah dilakukan oleh gue,ichan,dan ganis. Kami bertiga mendapatkan metode seperti itu belajar di kantin CL bersama wanita penyuka sastra, Mbak Rina namanya.
ReplyDeleteOh semiotik bang. Waktu diklat DIANNS sih kayak gitu juga tapi gak dikasih tau metodenya. Ada yang penyusunan puisi dan cerpen. Bisa kali kita main menyusun puisi lagi kalau free time :)
DeleteBagi ilmu juga selain metode semiotik ada metode apalagi ? trus etemu sama orang-orang yang udah ahli di sastra bang.