Where
is my idealogy ?
Penulis : Deby Yuliana Wahyudi
Penulis : Deby Yuliana Wahyudi
Di
jaman sekarang kita mulai mengalami yang namanya krisis ideologi, terkikisnya
ideologi bisa disebabkan beberapa faktor. Bisa dari faktor lingkungan sosial,
pertemanan bahkan di lingkungan pendidikan. Jadi kita tidak perlu asing lagi
dengan orang-orang yang bergaya kebarat-baratan atau western bahkan lebih
menyukai budaya barat. Krisis ini dominan melanda remaja, kenapa ? karena usia
mereka yang masih muda dan dengan minimnya kekokohan jati diri membuat mereka
cepat terpengaruh dengan arus globalisasi. Tapi, bukan berarti arus globalisasi
negatif ada juga positifnya seperti arus
globalisasi tekhnologi yang sekarang dari kota bahkan sampai desa mengenal
internet. Komunikasi juga bukan hanya definisi pendek tentang berhubungan lewat
telepon atau surat-menyurat tetapi dalam konteks yang lebih luas seperti
e-mail, videocall, BBM bahkan berkomunikasi melalui media jejaring sosial di
internet. Dalam artikel ini saya lebih menyorot terhadap bagaimana tingkah laku
dan karakter pola pikirnya. Saya banyak
melakukan pendekatan melalui media jejaring-jejaring sosial seperti facebook
dan twitter. Kenapa saya lebih memilih pendekatan melalui jejaring sosial,
karena sekarang sebagaian waktu para remaja di habiskan di jejaring sosial
bahkan ketika sedang kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Krisis
ideologi ini biasanya di awali dengan hal-hal sederhana bisa dari kegemaran-kegemaran terhadap style dunia
barat bahkan biasa dibilang maniak atau dari mulai mengemari tokoh idola luar negeri dan bisa juga akibat
dari pandangan para remaja terhadap Indonesia yang masih kurang sempurna untuk mereka jadikan sesuatu yang
membanggakan. Kurangnya pendidikan tentang budaya minimal budaya daerah mereka
juga bisa jadi penyebab. Saya sebagai remaja merasakan bagaimana kurangnya
pendidikan budaya di daerah tempat tinggal saya bahkan bisa di bilang
remaja-remaja di daerah tempat tinggal saya gegar dengan budaya daerah mereka
sendiri. Dan diperparah dengan gegar pendidikan kewarganegaraan sedangkan itu
merupakan pelajaran wajib bagi kita warga Negara Indonesia. Terlebih lagi menurut
sebagian remaja pelajaran pendidikan kewarganegaraan termasuk pelajaran yang
membosankan bahkan ada juga yang tidak menyukainya. Bagaimana bisa krisis
idealisme berakhir ? jika modal dasar memupuk ideologi sudah tergerus bahkan
rusak. Hal ini seharusnya menjadi sorot awal untuk menciptakan generasi muda
yang sesuai dengan karakter bangsa kita.
No comments:
Post a Comment