Tuesday, May 8, 2012

The new article!


Where is my idealogy ?
  Penulis : Deby Yuliana Wahyudi

Di jaman sekarang kita mulai mengalami yang namanya krisis ideologi, terkikisnya ideologi bisa disebabkan beberapa faktor. Bisa dari faktor lingkungan sosial, pertemanan bahkan di lingkungan pendidikan. Jadi kita tidak perlu asing lagi dengan orang-orang yang bergaya kebarat-baratan atau western bahkan lebih menyukai budaya barat. Krisis ini dominan melanda remaja, kenapa ? karena usia mereka yang masih muda dan dengan minimnya kekokohan jati diri membuat mereka cepat terpengaruh dengan arus globalisasi. Tapi, bukan berarti arus globalisasi negatif  ada juga positifnya seperti arus globalisasi tekhnologi yang sekarang dari kota bahkan sampai desa mengenal internet. Komunikasi juga bukan hanya definisi pendek tentang berhubungan lewat telepon atau surat-menyurat tetapi dalam konteks yang lebih luas seperti e-mail, videocall, BBM bahkan berkomunikasi melalui media jejaring sosial di internet. Dalam artikel ini saya lebih menyorot terhadap bagaimana tingkah laku dan karakter  pola pikirnya. Saya banyak melakukan pendekatan melalui media jejaring-jejaring sosial seperti facebook dan twitter. Kenapa saya lebih memilih pendekatan melalui jejaring sosial, karena sekarang sebagaian waktu para remaja di habiskan di jejaring sosial bahkan ketika sedang kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Krisis ideologi ini biasanya di awali dengan hal-hal sederhana bisa dari  kegemaran-kegemaran terhadap style dunia barat bahkan biasa dibilang maniak atau dari mulai mengemari  tokoh idola luar negeri dan bisa juga akibat dari pandangan para remaja terhadap Indonesia yang masih kurang  sempurna untuk mereka jadikan sesuatu yang membanggakan. Kurangnya pendidikan tentang budaya minimal budaya daerah mereka juga bisa jadi penyebab. Saya sebagai remaja merasakan bagaimana kurangnya pendidikan budaya di daerah tempat tinggal saya bahkan bisa di bilang remaja-remaja di daerah tempat tinggal saya gegar dengan budaya daerah mereka sendiri. Dan diperparah dengan gegar pendidikan kewarganegaraan sedangkan itu merupakan pelajaran wajib bagi kita warga Negara Indonesia. Terlebih lagi menurut sebagian remaja pelajaran pendidikan kewarganegaraan termasuk pelajaran yang membosankan bahkan ada juga yang tidak menyukainya. Bagaimana bisa krisis idealisme berakhir ? jika modal dasar memupuk ideologi sudah tergerus bahkan rusak. Hal ini seharusnya menjadi sorot awal untuk menciptakan generasi muda yang sesuai dengan karakter bangsa kita.

No comments:

Post a Comment